Contoh Cerpen Singkat Berdasarkan Peristiwa yang Pernah Dialami - Menulis cerpen merupakan salah satu bahan Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama kelas IX. Menyambung bahan tentang Menulis Cerpen Berdasarkan Peristiwa yang Pernah Dialami, kali ini saya akan menyajikan tumpuan cerpen karya siswa menurut insiden yang pernah dialami.
SUARA MISTERIUS
Karya : Fakhirotul Fakhriyah
Peristiwa ini terjadi semasa saya masih duduk di kelas VII. Pada ketika itu ekskul Pramukua diberi kiprah untuk membawa flora hias. Walaupun pada hari itu terasa cukup terik, dengan rasa dan langkah yang penuh semangat, saya dan dua orang sahabatku yaitu Mumtaz dan Lulu bermaksud akan menaruh flora hias terlebih dahulu ke depan kelas kami, biar ketika brangkat ekskul nanti kami tidak repot-repot membawa bejana yang berisi flora hias tersebut.
Sambil berjalan kea rah kelas kami, saya terus tengak-tengok kanan-kiri, alasannya yakni suasana sepi begitu menempel kental di area sekolahan dan sekitarnya.
“Kira-kira berani ga nih, ke skeolah Cuma bertiga?” Tanya Mumtaz mengagetkanku. Mungkin Mumtaz sengaja menayakan hal itu alasannya yakni curiga melihatku ibarat orang yang ketakutan.
Dengan gengsi dan semangat yang besar saya menjawab, “Ya beranilah, lagian ini kan siang-siang, ngga usah takut kali.”
Di sini saya berusaha bersikap biasa-biasa saja di depan sahabatku, walaupun bergotong-royong di hatiku ini terselip rasa takut. Apalagi hari itu hari jumat, dan pada ketika kami ke situ kurang lebih pukul 11. 20 WIB.
Langkah kami semakin bersahabat dengan kelas yang kami tuju Di area sekolahan suasana begitu sepi, apalagi kelas kami terletak paling pojok dan paling bersahabat dengan makam. Sebenarnya saya semakin takut, tapi Lulu malah mengajak saya dan Mumtaz duduk-duduk dulu di depan kelas kami.
“Mmm… Dudukan dulu yuk, biasa ngobrol-ngobrol dulu.” Ajak Lulu padaku dan Mumtaz.
“Ya udah, ayo..” Jawab Mumtaz. Akupun mengiyakan permintaan Lulu dan ketika kita sedang asyik ngobrol, tiba-tiba kita dkejutkan oleh sebuah suara, “Gerrrrr…..”
Begitulah bunyi yang terdengar dari balik pohon bamboo yang berada di belakang kelas IX. Kami hanya saling berpandangan dan terdiam mendengar bunyi tersebut. Kami bertiga berusaha hirau taacuh saja dengan bunyi tersebut dan melanjutkan dialog kami, tapi bunyi itu terdengar kembali, justru bunyi itu terdengar lebih keras dari sebelumnya. “GGrrrrrrrr…..”
Kali ini kami tak kuasa menahan rasa takut, kami bertiga lari terbirit-birit sambil berteriak.. “aa…….aa…..aa…..” tak kusadari ternyata Lulu masih tertinggal di belakang.
“Woii tungguin aku…. “
Sampai kini kami tak tahu bunyi apakah itu.
-----
Selesai
